Sabtu, 06 Agustus 2011

ALHAMDULILLAH

Karya: Rudi Umar Susanto

Di Sebelah Barat Kota Gresik, ada sebuah daerah yang sangat indah sekali yaitu Panceng. Di sana panoramanya sangat asyik sekali, ada pegunungan, lautan, tebing terjal, sawah yang terhampar luas sekali. Namun, di balik itu ada suatu yang sangat menyedihkan, karena banyak di usia yang sebenarnya belum boleh melakukan pekerjaan pria dewasa, malah sebaliknya para remaja (anak baru gede) tersebut ikut dan bercampur baur bersama kelompok orang tua. Para remaja itu seharusnya belajar yang rajin dulu barulah kalau sudah matang pikirannya silahkan ikut mengerjakan pekerjaan laki-laki dewasa.

Di antara para remaja, ada salah satu sangat luar biasa. Umar namanya, mengapa saya kok mengatakan dia sebagai sosok luar biasa...? Karena saya sangat terharuh sekali melihat perjuangan hidupnya untuk mengatasi problematika kehidupan.

Pukul 07.00 Wib. Dia berangkat ke sekolah layaknya remaja biasanya. Dia belajar, bermain, bercanda bersama teman-temannya bahkan sampai akrab dengan para guru yang ada di sekolahnya. Umar sanagt konsentrasi sekali di kala dia sedang menuntut ilmu. Dia tidak pandang apakah dia ini suka atau tidak dengan mata pelajaran yang di berikan oleh gurunya. Tepat pukul 09.45 dia melakukan kebiasaanya, yaitu sholat Dhuha. Pemikiran dia, apabila mengerjakan Sholat Dhuha sama halnya dia berdagang dengan Tuhannya. Selesai kegiatan yang setiap hari dilakukan dia apabila berada di sekolah. Dia melanjutkan aktivitasnya, yang jelas proses belajar. Jam dniding sebagai isyarat yang sangat mendebar-debarkan untuk dia, karena jarum jam telah menunjukkan tepat pukul 12.00 Wib. “ALHAMDULILLAH”,Ujar Umar........ maka tibalah waktu yang di tunggu-tunggu dia, yaitu pulang.

Sesampainya di rumah, dia mandi lalu melakukan rutinitasnya yaitu laporan kepada sang pencipta alam semesta. Saat ini waktu atau kondisi yang membedakan mana itu remaja yang berkecukupan dan mana remaja yang kurang berkecukupan. Dia melangkahkan kakinya menuju ke arah selatan desanya, dia bertujuan ke sebuah pertambangan batu kapur, yang letaknya di pegunungan tepatnya di sebuah gua jaraknya 3 kilometer dari rumahnya, di sana para masyarakat menyebutnya Gua Kasihan. “mengapa gua tersebut dinamakan gua kasihan, karena di sana ada sesuatu yang misterius. Gua tersebut dulunya peninggalan orang-orang yang hidup pada masa belanda , dan PKI. Dan di sana sering terjadi reruntuhan, maksudnya gua tersebut sering runtuh, dan anehnya tidak sama sekalai memakan korban orang-orang asli desaku. Kebanyakkan yang menjadi korbannya adalah orang-orang perantau yang ingin mengubah kehidupannya”.

Sesampainya di sana, “ALHAMDULILLAH”, Kata Umar. Lalu dia melepas bajunya dengan keadaan telanjang dada, dia memulai perjuangannya. Di sana dia tidak sendirian banyak para lelaki dewasa yang sama melekukan pekerjaan yang dia lakukan, tidak hanya itu saja, para suami yang bukan orang asli desaku mengajak istrinya untu ikut bekerja bersama-sama. Luar Biasa inilah sebuah arti kehidupan. Dia memulai tugas dengan pertama-tama mengukur dan melobangi batu yang masih menempel di dinding Gua.

Lalu dia mulai mengergaji batu yang ingin di robohkannya. Alat-alat yang di pergunakannya bukan sembarang alat yaitu, sebuah Linggis yang matanya sangat sangat tajam setajam pedang samurai dari negara sakura Jepang, Tidak hanya itu dia mempunyai senjata yang sangat spesial yaitu, sebuah Gergaji. Gergaji yang bergerigi besar dan panjangnya 2 cm dan tajam gerigi itu bagaikan paruh burung Pelatuk yang tajamnya dapat menyilaukan mata orang.

Dia mulai megergajai dan akahirnya robohlah batu tersebut. Dengan di tandai itu, dia mulai mengukur batu tersebut menjadi 26 cm. Dan ironinya harga per batu di harga Rp. 200,- bayangkan berpa banyak yang di hasilkannya, dan targetnya per minggu dia harus menghasilkan 500 buah. Walaupun tidak sesuai target dia tetap ALHAMDULILLAH......

Sang Raja Siang ingin pergi dan berniat untuk menghampiri Ratu Malam. Berakhirlah aktivitas yang melelahkan tersebut. Dia menagtur langkahnya supaya samapi di rumah secara tepat waktu. Sesampainya di ruamh dia melakukan rutinitas yang biasa dilakukan oleh orang banyak.

Aktivitas dari pagi sampai malam dia lakukan terus menerus kecuali dia ada kesibukkan yang penting atau hari libur. Semenjak SMP dia melakukannya. Namun, di balik semua itu dia memikirkan sesuatu “apakah kehidupanku begini terus?.” Awal mula meledak kehidupannya menjadi luar biasa. Berawal dari sebuah ceramah dari salah seorang Kyai yang sudah tua dari Yogyakarta. Inti dari ceramah beliau adalah APABILA ENGKAU MEMPUNYAI KEINGINAN, MAKA TULISLAH DI ATAS KERTAS, KALAU TIDAK ENGKAU TULIS, ENGKAU AKAN LUPA. Dari sinilah Umar mulai berpikir.

Sehabis kejadian itu dia ingin menuliskan keinginannya di atas kertas. Dan keinginan yang paling tidak mungkin adalah “AKU HARUS KULIAH DI PERGURUAN TINGGI NEGERI YANG ADA DI KOTA BESAR”. Pagi, Siang bahkan sampai malam juga dia menatap tulisan tersebut, lama-kelamaan 1 bulan sebelum kelulusan SMAnya, dia mulai sedikit pesimis “apakah mungkin aku bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri, padahal aku anak seorang buruh nelayan” kata Umar.

Selang beberapa hari dia mendengar kabar bahwa ada beasiswa kuliah gratis sampai 8 semester di Perguruan Tinggi Negeri bagi masyarakat kurang mampu. Mendengar kabar tersebut, dia berpikir lagi, apakah ini jalan dari Allah. Akhirnya pihak sekolah merekomendasikan Siswa-Siswinya yang kurang mampu dan meiliki prestasi yang baik. Muncullah 7 nama yang akan di ajukan ikut beasiswa tersebut, diantara ketujuh nama tersebut salah satunya ada nama UMAR. “ALHAMDULILLAH”, Ujar dia. Dia kaget dan merasa bersyukur atas pengumuman tersebut. Dia bergegas menyiapkan persyaratan yang di butuhkan. Dan akhirnya semua persyaratan milikku dan teman-temanku telah lengkap. Hingga siap di kirim ke Perguruan Tinggi yang kita inginkan.

Lama menunggu higga sampailah pada tantangan yang kedua yaitu pelaksanaan Ujian Nasional, yang membuat para siswa-siswi yang menghadapinya samapia mengeluarkan keringat panas-dingin. Dan akhirnya selesailah tantangan tersebut. “ALHAMDULILLAH”,Ujar Umar.

Dua Bulan habis itu terdengarlah informasi yang mengagetkan dia, yaitu “Umar kamu lolos mendapatkan Beasiswa untuk kuliah”, kata kepala sekolah. Tujuh diantara dari kami hanya 2 yang di terima, salah satu yang di terima adalah aku. ALHAMDULILLAH.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar