Sabtu, 18 Juni 2011

JANGAN MENYESALI KEKURANGANMU

Para pemenang kehidupan, pendidikan di negeri kita saat ini menjadi kebutuhan tersier. Saya mengatakan demikian karena tingginya biaya untuk mengenyam bangku edukasi, hingga ada slogan “orang Miskin Dilarang Sekolah”. Sayang. Sungguh disayangkan. Pada saat negeri kita membutuhkan manusia-manusia cerdas untuk keluar dari keterpurukan, pendidikan yang seharusnya dinomor-satukan, malah jadi sangat sulit dinikmati.
Saya jadi ingat dengan cerita yang diberikan oleh temanku. Dia berada di Jepang. Sewaktu di Negeri Sakura itu, Rudi Umar Susanto sempat homestay di rumah Takashi (Ayah homestay) dan Yuniko (Ibu homestay). Takashi dan Yuniko tahu bagaimana menderitanya rakyat Jepang pasca jatuhnya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki oleh tentara sekutu. Ratusan ribu nyawa penduduk jepang melayang sia-sia, hanya gara-gara arogansi sekutu. Sungguh menyedihkan. Jepang yang secara infrastruktur luluh lantak, ditinggal oleh ratusan ribu nyawa. Si pemilik nyawa yang selamat pun masih harus menghadapi berbagai zat radioaktif yang berbahaya akibat radiasi bom atom.
Apakah yang pertama kali dilakukan oleh pemerintah negeri Jepang untuk membangun negerinya? Mereka tidak terfokus pada gedung yang hancur, mereka tidak untuk mencari dokter dan para guru. Ya, mereka membutuhkan dokter untuk menyembuhkan fisik jutaan warganya yang terluka. Di sisi lain, mereka juga memerlukan motivator untuk menyegarkan pikiran para penduduknya yang sedang depresi dan putus asa. Ya, mereka membutuhkan pendidik. Pendidikan yang seharusnya menjadi kebutuhan primer setiap orang.
Meski dalam masa-masa yang sulit seperti saat ini, tidak sedikit penduduk negeri kita yang mengutamakan untuk bisa duduk di bangku sekolah. Tak sedikit pula yang ingin menuntut ilmu setinggi mungkin. Demikian pula dengan Rudi Umar Susanto. Dalam kondisi yang serba terbatas, Rudi bertekad untuk menempuh jalur perkuliahan. Padahal, dana yang dia miliki untuk masuk perguruan tinggi adalah nol rupiah.
Setelah menamatkan SMA, Rudi diterima PMDK Bidik Misi di sebuah PTN. Kesulitanpun melanda Rudi, saat semester satu akan berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar