JAKARTA, KOMPAS.com — Dari kasus yang terdeteksi
oleh Departemen Kesehatan didapatkan bahwa jumlah kumulatif kasus
HIV/AIDS terhitung sejak 1987-akhir Desember 2008 di Indonesia adalah
22.664 kasus, dengan rincian kasus HIV 16.110 kasus dan kasus AIDS 6.554
kasus. Dari jumlah tersebut telah ada 3.362 kasus kematian.
“Sekarang ini yang paling berisiko terkena HIV/AIDS adalah para
remaja yang masih belum paham bahayanya,” kata Koordinator Kampanye
Yayasan AIDS Indonesia Adrian Yulianto saat Yayasan AIDS Indonesia
menggelar “Pos Informasi Road Mall to Mall” di ITC Cempaka Mas Jakarta,
Jumat (24/4).
Untuk kegiatan tersebut, Yayasan AIDS Indonesia menghadirkan grup
vokal Pasto sebagai bintang tamu sekaligus duta Yayasan AIDS Indonesia.
Pasto dinilai memiliki komitmen kuat untuk turut menyosialisasikan
bahaya HIV/AIDS pada anak muda atau remaja di Indonesia. Kegiatan yang
melibatkan Pasto tersebut mengangkat tema “Stop AIDS, Before AIDS Stop
Your Life”.
Kegiatan yang berupaya merangkul remaja di Indonesia ini bertujuan
untuk memperkenalkan pada mereka tentang perilaku yang dapat
meningkatkan risiko tertular HIV/AIDS, antara lain, memakai jarum
narkoba suntik secara bergantian dan melakukan hubungan seksual yang
berisiko tinggi.
Kasus HIV/AIDS yang muncul ke permukaan sangat kecil dibandingkan
jumlah kasus yang sebenarnya. Hal ini disebabkan orang dengan HIV masih
tampak sehat sampai 5-10 tahun bahkan lebih jika ia menggunakan obat
antiretroviral (ARV) tanpa orang lain tahu.
Menurut perkiraan Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus HIV/AIDS
di Indonesia sudah sekitar 169.000-216.000. Remaja yang masih rentan
dalam pergaulan yang sangat bebas di era modern ini perlu mendapat
masukan mengenai bahaya HIV/AIDS dan bagaimana cara penularannya.
“Remaja merupakan sasaran empuk untuk menjadi konsumen pelanggan
narkotika dan industri seks saat ini. Masalah inilah dapat merusak
perilaku sehat menjadi perilaku berisiko dalam penularan Infeksi Menular
Seksual,” kata Adrian Yulianto.
Dikutip: http://azalea.student.umm.ac.id/remaja-paling-rentan-tertular-hivaids/
Pengembangan program KRR melalui jalur Pramuka sangatlah strategi, hal ini mengingat Gerakan Pramuka adalah suatu Gerakan Pendidikan untuk kaum muda (peserta didik 7 s.d 25 tahun) yang bersifat sukarela, non politik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal usul, ras, suku dan agama yang menyelenggarakan kepramukaan melalui sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar