Minggu, 02 Oktober 2011


HUBUNGAN LINGUISTIKA DENGAN ILMU LAIN

Waktu             : 4 menit 46 detik
Kata Kunci    : 1). Antropologi Linguistik
                          2). Psikolinguistik
  3). Sosiolinguistik
  4). Neurolinguistik
              5). Humanistik Informatika                
            
Pemahaman            :
1).  Etno Linguistik atau Antropologi Linguistik adalah suatu ilmu antropologi yang pada asal mulanya erat-erat bersangkutan dengan ilmu antropologi bahkan penelitiannya yang berupa daftar-daftar kata-kata, penulisan tentang cara dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar diberbagai tempat dimuka bumi ini, bertumpu bersama-sama dengan bahan kebudayaan suku bangsa. Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan persebaran semua kebudayaan manusia dibumi dalam zaman manusia mengenal huruf. Dalam ilmu sejarah, diseluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia dimulai saat terjadinya makhluk manusia, yaitu kira-kira 800.000 tahun lalu hingga sekarang dibagi kedalam dua bagian:
1. Masa sebelum manusia mengenal huruf yang dalam ilmu pengetahuan disebut zaman prehistoris (sebelum sejarah).
2. masa setelah manusia mengenal huruf disebut zaman historis (sejarah).
Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mecapai pengertian mengenai asas-asas manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar diseluruh muka bumi pada masa sekarang ini.
Descriptive integration dalam etnologi mengolah dan mengintrogasikan menjadi satu hasil-hasil penelitian dari sub-sub ilmu antropologi fisik, etnolinguistik, ilmu prehistoris dan etnografi. Descriptive integration selalu mengenai suatu daerah tertentu. Bahkan keterangan pokok yang diolah kedalam descriptive integratiom dari daerah itu adalah terutama bahan keterangan etnografi; sedangkan bahan seperti fosil (bahan dari galeoantropologi), ciri ras (bahan dari samatologi), artefak (bahan dari prehistoris) bahasa likal (bahan dari etnolinguistik), diolah menjadi satu dan diintegrasikan menjadi satu dengan etnografi tadi
.

2).  Psikolinguistik adalah studi mengenai manusia sebagai pemakai bahasa, yaitu studi mengenai sistem-sistem bahasa yang ada pada manusia yang dapat menjelaskan cara manusia dapat menangkap ide-ide orang lain dan bagaimana ia dapat mengekspresikan ide-idenya sendiri melalui bahasa, baik secara tertulis ataupun secara lisan. Apabila dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, hal ini berkaitan dengan keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pendapat di atas pun secara tersurat menyatakan bahwa Psikolinguistik pun mempelajari pemerolehan bahasa oleh manusia sehingga manusia mampu berbahasa. Lebih jauhnya bisa berkomunikasi dengan manusia lain, termasuk tahapan-tahapan yang dilalui oleh seorang anak manakala anak belajar berbahasa sebagaimana dikemukakan

3).  Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual terhadap variasi penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami. Variasi dalam kajian ini merupakan masalah pokok yang dipengaruhi atau mempengaruhi perbedaan aspek sosiokultural dalam masyarakat. Kelahiran Sosiolinguistik merupakan buah dari perdebatan panjang dan melelahkan dari berbagai generasi dan aliran. Puncak ketidakpuasan kaum yang kemudian menamakan diri sosiolinguis ini sangat dirasakan ketika aliran Transformasional yang dipelopori Chomsky tidak mengakui realitas sosial yang sangat heterogen dalam masyarakat. Oleh Chomsky dan pengikutnya ini, heterogenitas berupa status sosial yang berbeda, umur, jenis kelamin, latar

Sosiolinguistik konsep bahasa adalah alat yang fungsinya menyampaikan pikiran saja dianggap terlalu sempit. Chaer (2004:15) berpendapat bahwa fungsi yang menjadi persoalan Sosiolingustik adalah dari segi penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan. Maksud dari pernyataan tersebut pada intinya bahwa fungsi bahasa akan berbeda apabila ditinjau dari sudut pandang yang berbeda sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Adapun penjelasan tentang fungsi-fungsi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Segi penutur
2. Segi pendengar
3. Segi topik
4. Segi kode
5. Segi amanat
Ciri umum sebuah bahasa adalah adanya pemakai atau Komunikan. Hal inilah yang menyebabkan sebuah bahasa mempunyai sifat abitrer dan konvensional, dengan kata lain pemahaman bahasa yang berbeda-beda tiap masyarakat akan menyebabkan adanya variasi bahasa. Dalam hubungannya antara Linguistik dan Sosiologi akan membaha tentang variasi bahasa tersebut. Bila dideekripsikan, sosiologi akan mempelajari masalah hubungan variasi bahasa ditinjau dari tingkah laku masysrakat, sebaliknya Linguistik akan mempelajari variasi bahasa tersebut ditinjau dari aspek kebahasaan.
4).  Neuro-Linguistic Programming, nama yang meliputi tiga komponen yang paling berpengaruh yang terlibat dalam memproduksi pengalaman manusia: neurologi, bahasa dan pemrograman. The neurological system regulates how our bodies function, language determines how we interface and communicate with other people and our programming determines the kinds of models of the world we create. Sistem saraf mengatur bagaimana fungsi tubuh kita, bahasa menentukan bagaimana kita antarmuka dan berkomunikasi dengan orang lain dan program kami menentukan jenis model dunia yang kita ciptakan. Neuro-Linguistic Programming describes the fundamental dynamics between mind (neuro) and language (linguistic) and how their interplay effects our body and behavior (programming). Neuro-Linguistic Programming menjelaskan dinamika mendasar antara pikiran (neuro) dan bahasa (linguistik) dan bagaimana mereka saling efek tubuh kita dan perilaku (pemrograman).
NLP is a pragmatic school of thought - an 'epistemology' - that addresses the many levels involved in being human. NLP adalah sebuah sekolah pemikiran pragmatis - sebuah 'epistemologi' - yang membahas berbagai tingkatan terlibat dalam manusia. NLP is a multi-dimensional process that involves the development of behavioral competence and flexibility, but also involves strategic thinking and an understanding of the mental and cognitive processes behind behavior. NLP adalah suatu proses multi-dimensi yang melibatkan pengembangan kompetensi perilaku dan fleksibilitas, tetapi juga melibatkan pemikiran strategis dan pemahaman proses mental dan kognitif belakang perilaku. NLP provides tools and skills for the development of states of individual excellence, but it also establishes a system of empowering beliefs and presuppositions about what human beings are, what communication is and what the process of change is all about. NLP menyediakan alat dan keterampilan untuk pengembangan keunggulan masing-masing negara, tetapi juga menetapkan sistem kepercayaan memberdayakan dan prasangka tentang apa yang manusia, apa komunikasi dan apa proses perubahan adalah semua tentang. At another level, NLP is about self-discovery, exploring identity and mission. Di tingkat lain, NLP adalah tentang self-discovery, menjelajahi identitas dan misi. It also provides a framework for understanding and relating to the 'spiritual' part of human experience that reaches beyond us as individuals to our family, community and global systems. Hal ini juga menyediakan kerangka kerja untuk memahami dan berhubungan dengan bagian 'spiritual' dari pengalaman manusia yang mencapai melampaui kita sebagai individu untuk keluarga kita, masyarakat dan sistem global. NLP is not only about competence and excellence, it is about wisdom and vision. NLP bukan hanya tentang kompetensi dan keunggulan, ini adalah tentang kebijaksanaan dan visi.
5).  Humanistik Informatika yaituThe notion that computing in general is irrelevant to humanistic research is of course a false one. Gagasan bahwa komputasi pada umumnya tidak relevan dengan penelitian humanistik ini tentu saja palsu. Computers provide useful and elegant tools for doing what we have always been doing. Komputer menyediakan dan elegan alat yang berguna untuk melakukan apa yang kita selalu lakukan. We need them just like we needed paper and libraries in the past. Kami membutuhkan mereka sama seperti kita membutuhkan kertas dan perpustakaan di masa lalu. The hostility towards computers in the Humanities, when separated from the general technophobia of traditional humanists, is usually concerned with methodological issues, and, through those, with far-reaching questions about the nature of humanistic research. Permusuhan terhadap komputer dalam Humaniora, ketika terpisah dari technophobia umum humanis tradisional, biasanya berkaitan dengan masalah metodologi, dan, melalui mereka, dengan pertanyaan-mencapai jauh tentang sifat penelitian humanistik.
The "nature of humanistic research" is in itself a very questionable phrase. "Sifat penelitian humanistik" itu sendiri sebuah frase yang sangat dipertanyakan. Does humanistic research have a consistent nature, eg one that would distinguish it from the social or natural sciences? Apakah penelitian humanistik memiliki sifat konsisten, misalnya yang akan membedakannya dari ilmu-ilmu sosial atau alam? CP Snow, in his famous 1959 essay on the cultural conflict between the Humanities and Science, perceived a gap between the two traditions. But from my own, much more recent, experience, I would say that there seems to be a larger gap within the Humanities itself, one that has perhaps become visible only some time after Snow's essay, although divisions like the one between "lang." CP Snow, pada tahun 1959-nya esai terkenal pada konflik budaya antara Humaniora dan Sains, dirasakan kesenjangan antara dua tradisi pengalaman. Tapi saya dari jauh sendiri lebih baru,,, aku akan mengatakan bahwa tampaknya ada celah yang lebih besar dalam Humaniora sendiri, yang mungkin telah menjadi terlihat hanya beberapa saat setelah's esai Snow, walaupun divisi seperti yang antara "lang." and "lit." dan "menyala." are not new at all. tidak baru sama sekali. This gap is especially obvious in those parts of the Humanities that were affected by the turns of post-structuralism and critical theory, but it is also a gap with much older roots in intellectual history than those recent developments. Kesenjangan ini terutama jelas di bagian-bagian Humaniora yang dipengaruhi oleh putaran pasca-strukturalisme dan teori kritis, tetapi juga merupakan celah dengan yang lebih tua akar banyak dalam sejarah intelektual daripada perkembangan terakhir. In this present situation one type of humanist may find much more common ground with scientists and mathematicians than with humanists belonging to another theoretical school. Dalam tipe satu situasi kini humanis mungkin menemukan banyak umum tanah yang lebih dengan para ilmuwan dan matematikawan dibandingkan dengan humanis milik sekolah lain teoritis. Insofar as this fault line follows the humanistic disciplines (broadly speaking: history, aesthetics, linguistics, philology, philosophy) then my own discipline, (literary) aesthetics, along with philosophy, most clearly belong to the anti-scientific side of the fence (yes, I know that this is a very simplified picture). Sejauh ini garis patahan mengikuti disiplin humanistik (secara umum: sejarah, estetika, linguistik, filologi, filsafat) maka disiplin sendiri, (sastra) estetika, bersama dengan filosofi, paling jelas berasal dari sisi anti-ilmiah pagar ( ya, aku tahu bahwa ini adalah gambaran yang sangat disederhanakan).

























TUGAS LINGUISTIK UMUM




OLEH

RUDI UMAR SUSANTO

102074026

KELAS PA 2010



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar